BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbahasa merupakan kegiatan yang selalu mengisi berbagai bidang
kehidupan umat,misalnya, bidang ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan.
Kegiatan tersebut berlangsung, baik secara transaksional maupun interaksional.
Melalui kegiatan tersebut pemakai bahasa berusaha memerikan, memaparkan,
memberikan alasan, menceritakan, atau menyarankan sesuatu. Bahkan, van Ek dan Alexander (dalam Brown,1994:234) mendaftar 70 fungsi bahasa.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan
bahasa, penggunaan bahasa dikemas dalam empat aspek keterampilan berbahasa
(menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Keempat aspek keterampilan
berbahasa tersebut menjadi landasan pembelajaran sejak SD hingga perguruan
tinggi.
Dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, aspek keterampilan berbahasa menjadi komponen menarik untuk
dikaji. Dengan teknologi segala hajat hidup dapat dilakukan dengan cara yang
efektif dan efisien. Bahkan, para pemakai bahasa pun dapat memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan kompetensi berbahasa, baik secara reseptif maupun
produktif.
Dalam makalah ini Andoyo mencoba memberikan
peluang-peluang untuk menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran
keterampilan berbahasa. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(UPI) Bandung ini, mengatakan bahwa penggunaan teknologi
sebagai media pembelajaran, ternyata, mampu meningkatkan hasil belajar bahasa.
Misalnya, penggunaan audiolingual dan audio visual telah berjaya meningkatkan
hasil belajar bahasa (lihat Richards and Rogers, 1993). Pembelajaran yang
seperti itu telah menjadi bagian dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
1.2
Tujuan
a. Menjelaskan inovasi pendidikan
b. Menjelaskan model-model inovasi pembelajaran ketrampilan berbahasa
berbasis ICT
1.3
Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan inovasi pendididkan?
b. Bagaimana membuat model-model inovasi pembelajaran ketramppilan
berbahasa berbasis ICT?
BAB II
1.
Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi dalam KBBI berarti pengenalan hal-hal
baru atau penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat).
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan
tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Hamijoyo
mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif
berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Dari 2 definisi dan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian inovasi pendidikan adalah pengenalan atau penemuan
hal-hal baru seperti metode, gagasan atau alat yang bertujuan membuat perubahan
dalam pendidikan.
2.
Alternatif membuat inovasi model pembelajaran
ketrampilan berbahasa berbasis ICT
A. Keterampilan Berbahasa dalam Perspektif Pembelajaran
Keterampilan berbahasa merupakan aspek
kemampuan berbahasa yang menjadi sasaran tumpu para pebelajar bahasa. Dalam
KTSP untuk SMA (MA) dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan adalah sebagai
berikut.
1. Mendengarkan
Memahami
wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, pidato, wawancara,
2. Berbicara
Menggunakan
wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian,
3. Membaca
Menggunakan
berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks sastra dan nonsastra,
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi.
Dengan mencermati
SKL tersebut kita dapat berkreasi menggunakan berbagai model pembelajaran
sehingga semua butir SKL terpenuhi pada akhir jenjang pendidikan SMA.
B. Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Teknologi merupakan produk kreatif manusia
untuk memenuhi berbagai keperluan hidup secara efektif. Internet sebagai bagian
dari produk teknologi informasi berkembang pesat dan telah membawa perubahan
yang luar biasa pada segala aspek kehidupan manusia. Tak pelak lagi internet
telah memengaruhi pola berkomunikasi antarmanusia dalam dunia maya. Melalui
internet setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak
luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta.
Internet menawarkan
banyak fasilitas untuk dunia pendidikan. Fasilitas komunikasi yang disediakan
internet telah memungkinkan kelas online menjadi kenyataan
dengan mempergunakan halaman web berbasis teks, surat elektronik (e-mail), dan berbagai fasilitas multimedia interaktif. Dengan demikian, kegiatan
belajar-mengajar dapat dilaksanakan, baik yang bersifat tertunda (delayed, seperti melalui e-mail) maupun secara langsung atau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audio-video conferencing). Pengajar dan
peserta didik dapat melakukan komunikasi lintas waktu sehingga pembelajaran
dapat dimasimalkan untuk pencapaian hasil belajar.
Sejauh ini cukup banyak penelitian dan
eksperimen yang berkenaan dengan pemanfaatan komputer dan internet untuk
kegiatan belajar bahasa. Penelitian Davis dan Thiede tahun
2000 (Purnawarman, 2002) menunjukkan bahwa asynchronous electronic
discourse dalam pelajaran menulis mampu menumbuhkan
kesadaran pembelajaran linguistik dan gaya menulis. Chen et al.
(Purnawarman, 2002) melakukan penelitian dengan melibatkan mahasiswa di Jurusan
Bahasa dan Sastra Asing pada National Cheng Kung University dengan fokus pembelajaran menulis bahasa Inggris melalui internet.
Penelitian ini membuktikan
bahwa pertukaran pesan melalui internet mampu
membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan komunikasi baru dan memperkuat
kemampuan mereka berbahasa Inggris.
Penelitian lain dilakukan Susana M. Satillo
dari Montclair State University mengenai fungsi wacana dan kompleksitas
sintaktis pada komunikasi sinkronis dan asinkronis. Penelitian ini dilakukan
untuk menjawab dua pertanyaan, yaitu (1) apakah fungsi wacana yang disajikan
pada diskusi sinkronis pembelajar ESL dalam penugasan membaca, baik secara
kuantitatif maupun kualitataif berbeda dengan yang dilakukan melalui diskusi
asinkronis, dan (2) cara CMC (Computer-Mediated Communication) yang mana yang memperlihatkan keluaran pembelajar yang lebih kompleks
secara sintaktis. Hasilnya menunjukkan
bahwa secara kuantitatif dan tipe fungsi
wacana yang disajikan pada diskusi sinkronis sama dengan tipe modifikasi
interaksional yang ditemukan pada percakapan bersemuka. Fungsi wacana pada
diskusi asinkronis lebih dipaksakan daripada diskusi sinkronis dan sama pada
lingkup evaluasi respon pertanyaan terhadap kelas bahasa yang biasa.
Penangguhan diskusi asinkronis memberikan peluang kepada pebelajar untuk
memproduksi bahasa yang kompleks secara sintaktis. Selain itu, Flank meneliti
kompleksitas sintaktis dalam pengembalian informasi melalui multimedia (http://www.ai.mit.edu/people/jimmylin/papres/
flank), Gouvea meneliti kompleksitas sintaktis bahasa Portugis dan Bahasa
Inggris orang Brasil melalui RapidSerial VisualPresentation (http://www.umd. edu/~gouvea/A Gouvea_WP_RSVP.PDF), dan Leather meneliti gaya mengajar dengan salah satunya menggunakan
program komputer.
Dengan mencermati berbagai penelitian tersebut,
tampaknya dalam pembelajaran keterampilan berbahasa para pengajar bahasa perlu
melakukan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai media
pembelajaran. Mbeberapa topik dari aspek keteramenurut Andoyo pilan berbahasa
yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan ICT dalam model pembelajarannya.
Aspek
|
Topik
|
Menyimak
|
a. Menangkap
pokok pikiran
b. Membedakan
bunyi distingtif
c. Mengungkap
kembali tuturan
|
Membaca
|
a. Meningkatkan
kecepatan membaca
b. Menangkap
pokok pikiran
c. Menemukan
topik tulisan
|
Berbicara
|
a. Pemroduksian
tuturan
b. Keefektifan
kalimat
|
|
c. Keruntutan
gagasan
d. Ketepatan
artikulasi
|
Menulis
|
a. Menulis
jurnal
b. Menulis
artikel
c. Menulis
bersama
d. Menulis
prosa fiksi
|
C. Model Pembelajaran Keterampilan Membaca
Sebuah model pembelajaran yang berbasis ICT
dapat dilaksanakan dengan baik apabila segala perangkatnya dapat disiapkan
dengan baik pula. Salah satu perangkat yang tidak dapat dihindari adalah
kemampuan pengajar mengenal berbagai program yang berkenaan dengan teknologi
yang digunakan. Selain itu, peranti keras dan peranti lunak tersedia sehingga
pembelajarannya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Pemanfaatan ICT untuk pembelajaran
keterampilan berbahasa tidak hanya tertuju pada kegiatan belajar-mengajar,
tetapi juga dapat dilakukan untuk menghasilkan media pembelajaran. Misalnya,
Rosita (2007), mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS
UPI, telah mampu mempertanggungjawabkan skripsinya dengan judul
"Pengembangan Software Latihan Keterampilan Membaca Cepat sebagai Upaya
Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Siswa Sekolah Menengah
Pertama". Produk akhirnya berupa peranti lunak latihan keterampilan
membaca yang bersifat audio-visual yang dikemas secara menarik dan interaktif
dengan menggunakan program Macromedia Flash 8.
Hasil ujicobanya menunjukkan 18 siswa (96,84%) dari
19 siswa menunjukkan respon positif.
Sebagaimana yang tersaji pada bagian topik
untuk setiap aspek keterampilan berbahasa, model pembelajaran keterampilan
membaca dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat teknologi, baik yang
bersifat interaktif
maupun yang tidak. Tatarancang untuk model
pembelajarannya tidak berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Yang
membedakannya terletak pada kegiatan belajar-mengajar. Pada tahun 2007 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI tengah melaksanakan model pembelajaran
berbasis ICT dengan fokus pada matakuliah Membaca dan Menulis Untuk memberikan
gambaran mengenai model pembelajaran keterampilan berbahasa di bawah ini Andoyo
sajikan sebuah model pembelajaran
keterampilan Membaca berbasis internet.
1. Topik:
Membaca Kritis untuk Menulis
2. Tujuan:
Setelah perkuliahan selesai mahasiswa diharapkan mampu membuat tulisan
berdasarkan hasil membaca kritis yang diunduh dari internet.
3. Kegiatan Perkuliahan:
a: Pengantar perkuliahan secara offline untuk menindaklanjuti tugas Membaca.
Pertemuan
b: Secara online mahasiswa mengunduh berbagai informasi sesuai
dengan topik yang dipilihnya
c: Secara offline mahasiswa melaporkan hasil kegiatan membaca
kritis
melalui internet.
d: Secara online mahasiswa mengunduh informasi tambahan untuk
menyempurnakan gagasan. Pertemuan
e: Secara offline mahasiswa mengembangkan tulisan berdasarkan
informasi yang diunduh dari internet.
4. Organisasi
Materi:
a. Topik tugas akhir, b.Informasi
yang sesuai dengan topik tugas akhir membaca kritis, c. Kerangka tulisan sesuai dengan topik
5. Metode Pembelajaran:
a. Penelusuran
situs
b. Diskusi
6. Sumber dan Media Pembelajaran:
Internet dengan berbagai situsnya
7. Unsur Penilaian:
a. Keruntutan
gagasan
b. Ketepatan
pengambilan informasi
c. Kelengkapan
informasi
Melalui kegiatan seperti itu diharapkan tulisan atau pembicaraan lebih
berkualitas.
D. Model Pembelajaran Menulis melalui Internet
Selain keterampilan membaca, ICT dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menulis. Kegiatan
tersebut telah dilakukan oleh Pupung Purnawarman, dosen Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.
Langkah-langkah pembelajarannya dilaksanakan
sebagai berikut.
1) Mahasiswa ditugasi untuk menjelajahi internet dan berbagai situs yang
tersedia
2) Mahasiswa membuat draf tulisan awal pada pertemuan offline.
3) Untuk setiap tugas, mahasiswa diminta memberikan komentar terhadap
tulisan empat mahasiswa lain.
4) Mahasiswa diminta memperbaiki tulisan awal dan membahas tulisan yang
telah direvisi pada pertemuan offline.
5) Mahasiswa mengirimkan esai ke milis Writing IV dan memberikan komentar terhadap komentar yang mereka terima dari
mahasiswa lain.
6) Mahasiswa mendiskusikan komentar pada pertemuan offline.
7) Mahasiswa diminta untuk membuat tulisan akhir.
Dengan mengikuti beberapa tahapan tersebut, para
mahasiswa mengalami secara langsung pembelajaran kolaboratif, penilaian oleh
mitra sebaya, dan pemanfaatan internet.
. 6. Penutup
Model pembelajaran yang mengarah pada
penumbuhan perilaku positif dan pola berpikir kritis dan kreatif perlu
dirancang secara kreatif oleh para guru atau dosen. Dengan demikian,
inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran dapat dihasilkan.
Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan di Indonesia
dapat menuju era pendidikan modern dengan tetap menunjukkan keindonesiaan.
Daftar Rujukan
Brown, H.D. 1994. Principles of Language Learning and Teaching.
Third Edition.Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents.
http://www.umd.edu/~gouvea/A
Gouvea_WP_RSVP.PDF
Purnawarman, P. 2002. "Kolaborasi Melalui Internet: Pemanfaatan Internet dalam Mata Kuliah Menulis" artikel
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 2, No. 2,
April 2002.
Richards, J.C. and Rodgers, Th.S.1993. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge
Language Taching Library.
Rosita. 2007.
"Pengembangan Software Latihan Keterampilan Membaca Cepat sebagai
Upaya Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Siswa Sekolah Menengah
Pertama". Skripsi tidak dipublikasikan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sotilo, S.M. 2000. "Discourse Function and Syntactic Complexity in
Synchronous and
Asynchronous Communication". Language Learning and Technology Vol. 4 No. 1 May 2000, pp. 82-119.